Tuesday, November 16, 2010

Anugrah dan Konsep Matematika


Belajar matematika dengan Anugrah selalu kami lakukan sambil bermain, sebagaimana juga dengan Kasih. Salah satunya, ketika memperkenalkan urutan angka satu sampai sepuluh kepadanya, saya mengajaknya menghitung ketika menaiki anak tangga. Setelah dia mengetahui urutan angka, saya mengajaknya menghitung jumlah anggota badannya, seperti mata, telinga, dan sebagainya. Ketika sedang bermain, kadang-kadang saya mengajaknya menghitung jumlah mobil-mobilannya.

Setelah mengetahui urutan angka secara lisan, Anugrah mulai belajar mengenal angka berbentuk tulisan, yaitu 0, 1, 2, 3, dan seterusnya.

Selanjutnya, kami mengajaknya belajar tentang penjumlahan. Tentu saja sambil bermain dan bersenang-senang. Anugrah senang sekali melihat berbagai jenis truk ketika berkendaraan di jalan. Ketika melihat sebuah truk pengangkut semen, saya bertanya kepadanya, "Berapa jumlah roda truk molen (pengangkut semen)?" Dia mencoba menghitung dan menyebutkan jumlah roda di salah satu sisinya. Lalu saya bilang, "Masih ada di sebelah sananya, kan?", dan dia menghitung jumlah yang sama pada sisi yang lainnya. Lalu kami mengajaknya menjumlahkan roda kiri dan kanan kendaraan itu. Tentu saja masih sering salah, karena jumlah roda truk mungkin lebih banyak daripada yang dihitungnya. :))

Belajar pengurangan saya lakukan dengan bertanya kepadanya, "Kalau Nugrah punya empat buah permen, lalu dimakan satu, berapa permen yang masih tersisa?" sambil mengajaknya menghitung dengan jari. Setelah menghitung, dia menjawab, "tiga." "Hebat!" kata saya sambil memeluknya.

Beberapa waktu yang lalu saya iseng bertanya, "Nug, kalau bunda punya empat kue, mau dibagi dua untuk kakak dan untuk Nugrah, berapa kue buat kakak dan berapa kue buat Nugrah?" Dia berpikir sebentar, lalu menjawab, "Buat Nugrah dua, buat kakak dua, eh bukan, buat Nugrah tiga, buat kakak satu" sambil tersenyum iseng. "He he he, memangnya Nugrah suka kue?" tanyaku sambil tertawa. "Suka kalau kue ulang tahun" katanya tak mau kalah.

Sambil bermain dan bergembira, anak-anak ternyata bisa diajak belajar tentang konsep matematika sederhana. Tentu saja bukan kita yang hebat, melainkan Pencipta kita yang mengaruniakan otak yang sedemikian rupa, sehingga banyak hal yang bisa diserap dan dipahami oleh seorang anak pada usia belia.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...