Perlombaan tahun ini adalah memasukkan pensil ke dalam botol, menangkap belut, dan balap karung, yang dilakukan secara estafet oleh seorang anak. Pensil diikatkan dengan tali ke pinggang anak, lalu dia harus memasukkannya ke dalam botol tanpa memegangnya.
Memasukkan paku ke dalam botol |
Lomba makan kerupuk |
Selanjutnya, anak itu harus berlari ke sebuah ember yang berisi ikan-ikan belut dan mengambil seekor belut dan memasukkannya ke ember lain di tempat yang sudah disiapkan oleh kakak-kakak panitia. Kejadian yang seru di sini adalah ketika belut yang mereka bawa meluncur dari tangannya dan jatuh ke lantai, dan anak-anak berusaha untuk mengambil kembali belut yang licin itu.
Menangkap belut yang lepas |
Balap Karung |
Pertandingan berlangsung agak lama karena banyaknya peserta yang ikut. Pemenang pada babak penyisihan harus mengikuti pertandingan yang sama untuk babak semi final, dan anak yang menang pada babak semi final akan diadu lagi untuk pertandingan akhir. Agak membosankan memang, karena pertandingan yang sama harus dilakukan berulang-ulang. Tetapi anak-anak tetap bersemangat melakukannya, terlebih juga karena semua anak mendapat goodie bag, meskipun mereka tidak menang. Pintar sekali panitianya, bukan?
Ternyata ada empat orang anak yang masuk ke final termasuk Kasih. Pada perlombaan terakhir akhirnya Kasih menjadi juara ke tiga. Meskipun lelah, Kasih merasa puas karena bisa menyelesaikan perlombaan dan mendapat hadiah. Siapa bilang anak homeschooling tidak bisa berkompetisi? Saya pikir itu bergantung pada kepribadian tiap anak, karena terbukti Kasih termasuk anak yang suka berkompetisi.