"Sini, Nug, kita belajar (membaca)," kata saya sambil mengambil sebuah buku pelajaran membaca. Anugrah, yang sedang bermain, datang mendekat. Dia melihat-lihat buku itu lalu berkata, "Nggak, ah!", sambil kembali ke permainannya. Kejadian itu kurang lebih satu tahun yang lalu, ketika Anugrah berusia lima tahun.
Kenapa saya berusaha mengajaknya belajar membaca? Salah satu alasan utama adalah karena kakaknya, Kasih, sudah bisa membaca pada umur tiga tahun. Mestinya dia juga sudah bisa, begitu menurut pikiran saya. Tapi ternyata dia bahkan tidak mau menyentuh buku itu.
Awalnya saya tidak memaksa untuk belajar membaca, tapi lama-lama khawatir juga. Kapan ni anak bisa membaca? Ibunya harus belajar sabar menunggu waktu anaknya tiba nih... heuheuheu..
Kalau mengenal huruf, dia sudah lama bisa, tapi mengeja, masih suka salah. Tiap hari masih minta dibacakan buku cerita, tapi tidak mau kalau disuruh belajar membaca.
Sampai suatu kali, setelah usianya enam tahun, dia mulai membuka sebuah buku dan mengeja. Buku yang mana? Ya, buku pelajaran membaca itu! Dia mengeja b-a 'ba', c-a 'ca', d-a 'da', dan seterusnya. Selanjutnya, dalam waktu yang tidak terlalu lama, dia mulai membaca beberapa buku yang sederhana.
Sampai hari ini, pada usia enam setengah tahun, dia sudah membaca banyak buku. Kadang-kadang saya memintanya untuk membaca keras-keras. Kadang dia mau, tapi kadang juga menolak. Tidak apa-apa, pikirku, yang penting dia sudah bisa membaca.
Yah, waktu tiap anak untuk menguasai satu hal memang berbeda-beda, seperti juga orang dewasa. Yang terpenting ada keinginan untuk bisa, dan tidak pernah berhenti belajar setelah mengetahui dan menguasai satu kecakapan.
No comments:
Post a Comment