Tuesday, November 16, 2010

Anugrah dan Konsep Matematika


Belajar matematika dengan Anugrah selalu kami lakukan sambil bermain, sebagaimana juga dengan Kasih. Salah satunya, ketika memperkenalkan urutan angka satu sampai sepuluh kepadanya, saya mengajaknya menghitung ketika menaiki anak tangga. Setelah dia mengetahui urutan angka, saya mengajaknya menghitung jumlah anggota badannya, seperti mata, telinga, dan sebagainya. Ketika sedang bermain, kadang-kadang saya mengajaknya menghitung jumlah mobil-mobilannya.

Setelah mengetahui urutan angka secara lisan, Anugrah mulai belajar mengenal angka berbentuk tulisan, yaitu 0, 1, 2, 3, dan seterusnya.

Selanjutnya, kami mengajaknya belajar tentang penjumlahan. Tentu saja sambil bermain dan bersenang-senang. Anugrah senang sekali melihat berbagai jenis truk ketika berkendaraan di jalan. Ketika melihat sebuah truk pengangkut semen, saya bertanya kepadanya, "Berapa jumlah roda truk molen (pengangkut semen)?" Dia mencoba menghitung dan menyebutkan jumlah roda di salah satu sisinya. Lalu saya bilang, "Masih ada di sebelah sananya, kan?", dan dia menghitung jumlah yang sama pada sisi yang lainnya. Lalu kami mengajaknya menjumlahkan roda kiri dan kanan kendaraan itu. Tentu saja masih sering salah, karena jumlah roda truk mungkin lebih banyak daripada yang dihitungnya. :))

Belajar pengurangan saya lakukan dengan bertanya kepadanya, "Kalau Nugrah punya empat buah permen, lalu dimakan satu, berapa permen yang masih tersisa?" sambil mengajaknya menghitung dengan jari. Setelah menghitung, dia menjawab, "tiga." "Hebat!" kata saya sambil memeluknya.

Beberapa waktu yang lalu saya iseng bertanya, "Nug, kalau bunda punya empat kue, mau dibagi dua untuk kakak dan untuk Nugrah, berapa kue buat kakak dan berapa kue buat Nugrah?" Dia berpikir sebentar, lalu menjawab, "Buat Nugrah dua, buat kakak dua, eh bukan, buat Nugrah tiga, buat kakak satu" sambil tersenyum iseng. "He he he, memangnya Nugrah suka kue?" tanyaku sambil tertawa. "Suka kalau kue ulang tahun" katanya tak mau kalah.

Sambil bermain dan bergembira, anak-anak ternyata bisa diajak belajar tentang konsep matematika sederhana. Tentu saja bukan kita yang hebat, melainkan Pencipta kita yang mengaruniakan otak yang sedemikian rupa, sehingga banyak hal yang bisa diserap dan dipahami oleh seorang anak pada usia belia.

Thursday, October 21, 2010

Berdoa Bersama



"Kak, ayo bangun!" terdengar suara Anugrah membangunkan kakaknya dari dalam kamar. Seperti biasa, Anugrah memang sering bangun lebih pagi dari pada kakaknya. Agak lama kemudian, mereka berdua keluar dari dalam kamar. "Selamat pagi, bunda" kata Kasih menyapaku. "Selamat pagi, Kasih, selamat pagi, Nugrah" balasku.

"Tadi kami sudah berdoa, bunda" kata Anugrah. "Hebat!" kata ayahnya sambil tersenyum. Kami memang selalu mengajak mereka berdoa bersama sebelum tidur, tetapi jarang berdoa bersama ketika bangun tidur, karena biasanya kami bangun lebih pagi daripada mereka. Kami hanya mengingatkan mereka untuk tidak lupa berdoa ketika bangun pagi, dan biasanya Kasih selalu berdoa sendiri, sementara Anugrah langsung keluar dari kamar tanpa berdoa. Oleh sebab itu kami merasa surprise dan terharu ketika mendengar mereka berdoa bersama. Tanpa disuruh atau diajari, ternyata mereka mulai menerapkan kebiasaan itu.

Mudah-mudahan kebiasaan-kebiasaan baik lainnya terus berkembang, seiring dengan perkembangan pemahaman dan kematangan mereka. Kami hanya bisa memberi contoh dan mendorong, tetapi kebiasaan yang berasal dari kesadaran biasanya akan melekat lebih lama dan mendarah daging. Kiranya Tuhan mendengar doa dan harapan kami...

sumber gambar: http://www.stpatparish.org/images/pray.jpg

Wednesday, October 20, 2010

Panjat Dinding / Wall Climbing




Keluarga Homeschooling 'Belajar Bersama' sedang mengadakan kegiatan rutin mingguan yaitu panjat dinding/wall climbing. Kegiatan ini bertujuan mengakomodasi kebutuhan pengembangan motorik kasar anak dan sekaligus sosialisasi. Awalnya saya pikir ini adalah acara yang baik untuk anak laki-laki, tapi ternyata Kasih juga menikmati kegiatan ini dan selalu bersemangat ketika tiba saat latihan.

Kegiatan panjat dinding ini dipandu oleh seorang pelatih, yang memang memiliki kemampuan dalam memanjat dinding. Mas Isa, nama pelatihnya, selain memiliki kemampuan juga memiliki kesabaran dalam menghadapi anak-anak. Bayangkan, setiap latihan beliau harus menolong minimal empat orang anak yang masih pemula tapi bersemangat sekali. Meskipun demikian beliau tetap tenang dan menolong mereka satu persatu dengan sabar.

Sampai saat ini Kasih sudah bisa memanjat di bagian yang datar, dan juga dinding yang tinggi. Ketika melihatnya, wuih, ngeri sekali karena sangat tinggi. Tapi Kasih tenang-tenang saja dan kelihatan menikmatinya.

Monday, September 20, 2010

Bermain dengan Pelepah Daun Pisang




Setelah daun pisang dipotong maka yang tertinggal adalah pelepahnya. Ternyata pelepah daun pisang juga bisa dipakai sebagai alat bermain. Caranya mungkin bermacam-macam, tergantung pengalaman masa kecil dan kreativitas orang tua.

Kali ini pelepah pisang dipotong kurang lebih 80cm, lalu bagian atasnya di'kelupas' kurang lebih 10cm, tetapi tidak sampai putus. Hasilnya ada kurang lebih 5-6 bagian yang dikelupas. Bagian itu bisa ditarik sampai tegak lurus, lalu ditutup secara serempak dengan menggerakkan tangan dari atas ke bawah/dari belakang ke depan. Hasilnya, terdengar bunyi yang belum pernah didengar sebelumnya :).

Selamat mencoba..

Tuesday, September 14, 2010

Menganyam Daun Pisang



Dahulu daun pisang biasa digunakan untuk berbagai kebutuhan, antara lain sebagai pembungkus tempe, kue-kue dan makanan lainnya. Sekarang ini sudah jarang terlihat orang-orang menggunakan daun pisang sebagai alat pembungkus ataupun keperluan lain.

Ketika berjalan-jalan di kebun di pojok blok rumah kami, kami melihat setumpuk daun pisang yang baru dipotong. Saya mengajak anak-anak mengambil beberapa lembar untuk dibawa pulang.

Di rumah, Kasih mulai memotong daun pisang tersebut menjadi beberapa bagian dan membelah lembaran daun itu menjadi berukuran 1 cm. Setelah itu dia mulai menganyamnya menjadi berbagai bentuk benda.

Dengan bahan-bahan yang sederhana dan dapat diperoleh dengan gratis, anak-anak bisa bermain dan belajar dengan cara yang menyenangkan.

Sunday, September 12, 2010

Belajar di Alam Terbuka





Salah satu keinginan yang sulit terlaksana adalah bermain di alam terbuka yang masih alami, karena kami tinggal di perumahan dan 'alam terbuka' yang paling mudah dijangkau adalah lahan kecil di pojok blok atau halaman rumah kosong. Tapi hal itu tidak mengurangi semangat anak-anak kalau diajak bermain di luar.

Hari itu saya mengajak anak-anak melihat-lihat halaman rumah kosong di depan rumah kami. Mereka mengamati banyak hal, seperti kupu-kupu, lebah, dan tanaman-tanaman yang tumbuh di sana.

Sekalipun waktunya singkat dan hanya sedikit yang dapat dilihat, mereka tetap senang bermain di luar rumah, selayaknya anak-anak yang lain :).

Belajar Sambil Mandi: Belajar Tentang Warna



Saat-saat mandi merupakan saat yang sulit bagi saya, karena Anugrah sering menolak untuk mandi dengan berbagai alasan. Sering kali kemarahan yang muncul ketika berkali-kali mengajaknya mandi tetapi Anugrah lebih suka melakukan hal lain.

Saya berusaha memutar otak agar Anugrah mau diajak mandi, dan akhirnya berpikir mungkin dia mau mandi kalau ada hal menarik yang bisa dilakukan sambil mandi.

Anugrah senang dengan buku-buku Winnie The Pooh yang menceritakan tentang warna, dan buku itu memberi ide untuk belajar tentang warna.

Saya menuangkan beberapa tetes pewarna makanan ke dalam mangkuk, dengan menggunakan 3 warna dasar (merah, kuning, dan biru), tapi Anugrah meminta untuk ditambah warna hijau, dan saya mengalah :) supaya dia mau mandi. Kemudian saya sediakan beberapa mangkuk lagi untuk wadah mereka mencampur warna-warna tersebut. Sambil mandi, dia dan kakaknya mencampur warna-warna dasar menjadi warna baru. Saat mandi jadi penuh dengan kegembiraan.

Ketika ditanya warna-warna apa saja yang terjadi ketika warna yang satu dicampur dengan warna yang lain, Anugrah masih kesulitan menjawabnya, baru setelah berkali-kali dicoba, dia mulai menyebutkan warna-warna hasil pencampuran itu.

Thursday, August 26, 2010

Mengetik 10 Jari


Kasih mulai menunjukkan keinginan untuk belajar mengetik 10 jari, ketika melihat salah seorang temannya belajar mengetik. Dia meminta saya untuk meng-copy software 'typing instruction' dari temannya, tapi sampai sekarang belum terlaksana.

Bersyukur dengan teknologi yang semakin canggih, ternyata kami mendapatkan situs untuk belajar mengetik sepuluh jari online, dengan cara yang fun pula.

Dengan bantuan dari http://www.bbc.co.uk/schools/typing/, Kasih mulai belajar mengetik sepuluh jari. Sampai saat ini dia masih belajar, dan semakin bersemangat untuk bisa menguasai keahlian mengetik 10 jari ini.

Tuesday, August 17, 2010

Panen Jahe




Di halaman belakang kami yang sempit, tumbuh beberapa tanaman, diantaranya pandan, jahe, belimbing wuluh yang masih kecil, dan melati gambir. Tanaman-tanaman itu termasuk tanaman yang bandel, artinya tidak dirawat dan disiangi tetapi bisa tumbuh sendiri :).

Beberapa waktu yang lalu kami melihat ternyata beberapa umbi/rimpang jahe sudah muncul di permukaan tanah. Ternyata sudah waktunya dipanen. Anak-anak saya ajak menggali tanah di sekeliling umbi yang akan ditarik, menarik jahe itu dari dalam tanah dan kemudian membersihkannya.

Pengalaman baru bagi anak-anak, ketika mereka mengetahui sendiri bahwa jahe yang dipakai sebagai bumbu dapur adalah tanaman yang diambil rimpang/umbinya.

Monday, August 16, 2010

Katak atau Kodok?

"Apa beda katak dengan kodok, bunda?" tanya Kasih. Pertanyaan itu muncul ketika melihat dua ekor katak yang bersembunyi di sela-sela daun euphorbia. Saya tidak mencoba untuk menjawab, tetapi mengajaknya untuk mencari jawaban bersama-sama, di internet.

Menurut informasi dari Wikipedia: Kodok (frog) bertubuh pendek, gempal atau kurus, berpunggung agak bungkuk, berkaki empat dan tak berekor (anura: a tidak, ura ekor). Kodok umumnya berkulit halus, lembab, dengan kaki belakang yang panjang. Sebaliknya katak (toad) atau bangkong berkulit kasar berbintil-bintil sampai berbingkul-bingkul, kerapkali kering, dan kaki belakangnya sering pendek saja, sehingga kebanyakan kurang pandai melompat jauh. Namun kedua istilah ini sering pula dipertukarkan penggunaannya.

Sementara menurut google translate: toad = kodok dan frog = katak.



Worms in my Apples (Belajar Berhitung)





Anugrah baru berusia 3 tahun 8 bulan, tapi mulai menunjukkan ketertarikan dengan beberapa kegiatan belajar. Ketika kakaknya belajar matematika, dia juga meminta untuk dibuatkan worksheet untuk belajar matematika.

Karena dia baru berusia 3 tahun, saya berpikir untuk mengajak dia belajar matematika dengan cara yang menyenangkan bagi anak seusianya. Saya mencoba mencari bahan2 di internet, dan mendapatkan ide dari sebuah blog. Beranjak dari ide itu, saya membuatkan gambar-gambar apel untuk di-print.


Setelah di-print, saya meminta anak-anak untuk menggunting gambar itu. Kemudian kami melubangi setiap gambar, dengan jumlah yang berbeda-beda. Selanjutnya kami menggunting benang kurang lebih 5-10 sentimeter sejumlah lubang yang telah kami buat.

Setelah selesai, kami bermain bersama. Anugrah menghitung jumlah lubang yang ada pada buah apel dan memasukkan ulat dari benang ke dalam lubang tersebut. Selain melatih kemampuan berhitung, motorik halusnya juga semakin terlatih dengan menggunting dan memasukkan benang ke dalam lubang.

Sunday, August 15, 2010

Acara Belajar Bersama 8 Agustus 2010 (Bermain Drama)





Anak-anak komunitas homeschooling Belajar Bersama selalu mengadakan pertemuan rutin dua kali sebulan, dan pada pertemuan minggu ini mereka sepakat untuk mementaskan sebuah drama. Pada minggu-minggu sebelumnya mereka sudah mempersiapkan beberapa hal seperti mempersiapkan peralatan dan mendiskusikan topik drama yang akan mereka pertunjukkan nanti. Temanya adalah 'Apa Gunanya Hutan Bagi Kita?'

Sebelumnya sudah ditentukan tokoh-tokoh yang akan mereka perankan dan siapa yang menjadi tokoh tersebut. Kakak-kakak pembimbing menolong mereka untuk berlatih dan menghafalkan kalimat-kalimat yang akan mereka ucapkan nanti. Setelah mereka siap, maka drama pun dimulai.

Drama diawali dengan seekor harimau (diperankan oleh Fadil) yang berhasil menangkap buruannya (seekor rusa) dan memakannya sampai habis. Setelah makan, harimau itu mencakar-cakar pohon dan mengaum kesenangan. Karena kekenyangan, akhirnya dia tertidur di bawah sebuah pohon.

Setelah itu datang beberapa orang anak, yaitu penanam bibit pohon (Emma), pemetik buah-buahan (Nira), dan pengambil madu (Kasih). Mereka saling bercerita satu sama lain. Penanam bibit mengatakan bahwa dia sudah menanam banyak pohon buah, yang bibitnya berasal dari orang-orang yang suka makan buah-buahan. Pemetik buah-buahan bercerita bahwa dia memberikan buah-buahan kepada orang-orang di desa. Lalu pengambil madu berkata, bahwa orang-orang desa suka menukar buah-buahan untuk mendapatkan madu darinya.

Di tengah perjalanan mereka melewati sebuah pohon. Mereka terkejut melihat ada seekor harimau di sana, lalu berteriak minta tolong. Tiba-tiba datang seekor macan tutul (diperankan Izzan). Macan tutul berkata, "Jangan takut, dia tidak akan memakan kalian, kalian sedang apa?" Manusia2 menjawab, "Kami mau mengambil buah-buahan dan madu di pohon itu." Lalu macan membantu manusia memetik buah-buahan dan madu dari pohon tersebut. Mereka mengucapkan terima kasih.

Keesokan harinya manusia2 kembali datang ke hutan sambil membawa seekor ayam, lalu memanggil macan tutul. Mereka memberi makan macan tutul sebagai tanda terima kasih atas pertolongannya. Tiba-tiba mereka mendengar suara mesin gergaji, lalu mereka mendatangi tempat itu dan melihat seorang manusia membawa gergaji dan akan menggergaji pohon tempat mereka mengambil buah dan madu. Harimau juga datang ke tempat itu.

Pengambil buah bertanya, "Mengapa kamu menebang pohon?" Penebang pohon menjawab, "Aku menebang pohon untuk dijual ke kota, minggir, aku mau menebang pohon ini." Manusia dan para binatang mengelilingi pohon itu sambil bergandeng tangan, lalu berkata, "Jangan tebang pohon ini, nanti kami tidak mendapat buah dan madu lagi, dan tidak ada lagi pohon yang bisa ditanam karena bibitnya habis, juga harimau dan macan tidak bisa berteduh dan mencakar-cakar di sini, dan binatang-binatang kehilangan tempat tinggal." "Ya, selain itu, penduduk akan kekurangan air kalau semua pohon ditebang." Penebang pohon berpikir, lalu berkata, "Baiklah kalau begitu, aku akan mencari pekerjaan lain, terima kasih teman-teman."

Friday, July 16, 2010

Cendrawasih Botak (Cicinnurus respublica)

Cendrawasih botak adalah salah satu burung yang indah, yang bisa ditemukan di pulau Batanta dan Waigeo di Papua Barat. Satwa ini merupakan salah satu satwa langka yang dilindungi.
Belajar tentang cendrawasih botak ini dimulai ketika kami membeli buku tentang flora dan fauna di Indonesia. Kasih membacanya dan sangat tertarik dengan tanaman dan hewan unik yang belum pernah dilihatnya, dan dia merasa senang karena semua ini ternyata merupakan kekayaan alam Indonesia.
Kasih mengatakan bahwa dia ingin membuat gambar cendrawasih botak, dan saat itu juga dia langsung menggambarnya.


Selain itu, Kasih juga belajar tentang nama latin, yaitu nama ilmiah dari Cendrawasih botak, namanya Cicinnurus respublika.
Ternyata belajar suatu hal tidak harus membuat kita memeras otak, tetapi bisa juga dengan cara yang fun dan disukai.

Tuesday, May 25, 2010

Poison Ivy & Poison Oak

Kasih belajar tentang Poison Ivy dan Poison Oak, tanaman yang menimbulkan rasa gatal jika bersentuhan dengan kulit. Ciri-cirinya: memiliki tiga daun yang berdekatan.

Setiap kali berjalan-jalan, kami berusaha mencari tanaman yang memiliki ciri-ciri demikian, tapi sampai hari ini belum ketemu. Mungkin mencarinya harus di tempat-tempat yang agak rimbun, ya?

Ketika mencari di wikipedia, Kasih menemukan bahwa Poison Ivy di Indonesia disebut jelatang. Ciri-ciri lainnya: daunnya memiliki bulu/miang. Ada yang berdaun kecil, dan ada yang berdaun lebar.

Berikut gambar jelatang di wikipedia Indonesia:




Nah, PR berikutnya adalah berusaha menemukan tanaman jelatang...

Saturday, May 22, 2010

Dolphin Giving Birth

Hari ini Kasih dan Anugrah belajar tentang dolphin/lumba-lumba. Dolphin adalah mamalia air yang senang menolong dan bersahabat dengan manusia. Dolphin dapat bermain dengan anak-anak, dan anak-anak juga senang bermain bersama dolphin.

Satu hal lagi, dolphin ternyata melahirkan anak, bukan bertelur seperti layaknya ikan.

Berikut video tentang dolphin ketika melahirkan anaknya.

Monday, May 3, 2010

Greensleeves

Berikut permainan keyboard Kasih yang sempat terekam. Selamat menikmati..

Sunday, April 25, 2010

Permainan Meniup Uang Logam

Bagi anak-anak, bermain merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan. Bagi saya, itu kesempatan untuk menyelipkan pengetahuan, tentang apa pun juga.

Seperti permainan meniup uang logam ini, mereka berusaha sekuat tenaga untuk memasukkan uang logam ke dalam lingkaran dengan meniupnya. Kalau tekniknya benar, uang logam akan melayang masuk ke lingkaran.

Siapa mau mencoba??

Saturday, April 17, 2010

Ulat kecil yang rakus

Ulat kecil ini makannya sangat banyak jika dibandingkan dengan ukuran badannya yang kecil. Coba perhatikan, dalam sekejap beberapa senti daun sudah dilahapnya.



Videonya memang kurang jelas, apalagi ditambah dengan suara-suara di belakangnya, tapi cukup membuat anak-anak takjub dengan kemampuan si ulat melahap daun.. :)

Monday, March 1, 2010

Membuat Kompas



Bahan-bahan yang dibutuhkan:

- Jarum jahit
- Magnet
- benda apa saja untuk tempat meletakkan magnet, misalnya tutup botol minuman, gabus dll

cara membuat:
Gesekkan magnet ke permukaan jarum dengan arah yang sama berkali-kali (ke ujung atau ke pangkal), lalu letakkan jarum di atas tutup botol/gabus.

Perhatikan apakah jarum bergerak, dan ke mana arah ujung-ujung jarumnya. Lakukan percobaan ini beberapa kali. Ujung-ujung jarum selalu bergerak ke arah utara dan selatan.

Kesimpulan: Ujung-ujung jarum menunjukkan arah Utara dan Selatan.

Sunday, February 21, 2010

Menggambar dengan Tangan (Finger Painting)





Anak-anak suka menggambar, tapi kadang-kadang mereka merasa bosan dengan metode menggambar yang itu-itu saja. Oleh karena itu, saya mengajak mereka untuk menggambar dengan menggunakan tangan (finger painting).

Bahan untuk pembuatan cat finger painting adalah tepung maizena, air, garam, dan pewarna makanan. Semua bahan kecuali pewarna makanan dicampur dan diaduk agar merata, lalu dimasak di atas api kecil sampai mengental. Setelah mengental, adonan dibagi-bagi ke dalam beberapa mangkuk untuk ditetesi pewarna makanan sesuai dengan warna yang disukai. Diaduk-aduk agar warnanya rata.

Anak-anak siap berkreasi dengan finger painting, dan jangan heran kalau hasilnya di luar dugaan kita. Kereeennn...! :)

Saturday, February 20, 2010

Acara Belajar Bersama Februari 2010







Hari ini kegiatan anak-anak adalah menghias pot dengan biji-bijian. Ada biji kedelai, kacang hijau, ketumbar, beras ketan hitam, dan kulit kacang.

Mereka menghias pot dengan penuh semangat, dipandu oleh kak Rima. Hasil karya anak-anak sangat bagus dan orisinil. Lihat saja.. bagus kan?

Sunday, January 31, 2010

Membuat Kue (2)




Kasih punya seorang teman, namanya Nira. Kasih dan Nira sama-sama belajar di rumah (Home Education). Nira sering berkunjung ke rumah Kasih, demikian juga Kasih ke rumah Nira. Biasanya mereka bermain bersama, belajar bersama, dan ngobrol sepanjang hari kalau bertemu.

Suatu hari Nira datang bermain ke rumah Kasih. Saya mengajak anak-anak belajar membuat kue. Dengan bahan-bahan yang sederhana, mereka bersemangat dan tak kenal lelah dalam membuat kue. Mulai dari mengupas kulit kacang, mengaduk adonan, dan mencetak, semua dilakukan sambil ngobrol dan bermain.

Mereka mencetak kue dengan bentuk-bentuk yang disukai, dan setelah jadi mereka memakannya dan mengatakan, "Enak." Nira juga membawa pulang sebagian kue hasil buatannya.

Thursday, January 28, 2010

Meluncurkan Roket Air

Pada pertemuan kelompok HE Belajar Bersama yang lalu, ada aktivitas yang cukup menarik, yaitu peluncuran 'roket air'. Berikut rekaman aktivitas peluncuran roket air hasil rakitan bapak Emma dan Inez:



Saturday, January 23, 2010

Mancing Ikan, yuk..!





Permainan ini kelihatannya sederhana, tetapi sebenarnya dibutuhkan latihan dan ketekunan untuk dapat menguasainya.

Ikan-ikan digambar di atas kertas, lalu digunting dan diselipkan penjepit kertas (paper-clip)di 'mulut'-nya.

Alat pemancing dapat dibuat dengan sumpit/bambu/kayu. Ambil benang/tali sepanjang kurang lebih 30cm. Salah satu ujungnya diikatkan ke pemancing, dan ujung lainnya diikatkan ke paper-clip. Ujung paper-clip agak dibuka sedikit sehingga membentuk mata pancing.

Anak-anak berusaha untuk menangkap ikan dengan mengaitkan 'mata pancing' ke mulut ikan-ikan kertas, dan permainan akan semakin seru jika mereka berlomba untuk mendapatkan ikan paling banyak.

Ayo dicoba, seru lho...! ^_^

Monday, January 18, 2010

Acara Belajar Bersama 17 Jan 2010





Hari Minggu kemarin, anak-anak dari komunitas Belajar Bersama mengadakan acara rutin bulanan. Kali ini kegiatannya bertempat di Kota Baru Parahyangan. Mereka mengunjungi Museum Iptek, menonton film 4 dimensi, dan meluncurkan 'roket air'. Banyak hal yang mereka lihat dan coba, dan banyak hal yang mereka sukai, tapi kesenangan yang terutama adalah bertemu dan bermain dengan teman-teman mereka.

Di Museum Iptek ada banyak pengetahuan baru yang menarik dan dapat dicoba, dan anak-anak senang sekali mencoba hal-hal baru di sana. Selanjutnya kami pindah ke Bale Pare untuk menonton film empat dimensi. Dengan durasi 15 menit, film yang menyajikan tentang ikan-ikan di dalam laut cukup menyenangkan walaupun menurut saya ada beberapa adegan yang kurang cocok untuk konsumsi anak-anak.

Setelah selesai menonton, tiba saat istirahat dan makan siang bersama. Keluarga mbak Dyan harus pamit duluan karena ada keperluan lain, sementara keluarga yang lain tetap tinggal.

Permainan selanjutnya adalah meluncurkan roket air. Alat peluncuran adalah pipa air yang dirakit sedemikian rupa oleh ayah Emma dan Inez. Anak-anak bergantian mencoba menarik tali untuk meluncurkan roket, sementara ayah Emma mengisi air dan kak Nanda memompakan udara ke dalam 'roket' yang terbuat dari botol bekas minuman ringan.

Sore harinya anak-anak masih berniat untuk mencoba nyali dengan main flying fox yang ada di sekitar area bermain, tetapi ternyata arenanya sudah tutup dan para kru sudah siap-siap untuk meninggalkan tempat tersebut. Anak-anak agak kecewa, tapi mereka juga terlihat sudah lelah, jadi sekarang saatnya pulang. Ketemu lagi bulan depan ya... see you...!
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...