Friday, September 30, 2011

Mengunjungi Tempat Pembuatan Tempe


Di dekat rumah kakek di Medan ternyata ada tempat pembuatan tempe. Saat liburan Kasih dan Anugrah mengunjungi tempat itu dan melihat-lihat proses pembuatan tempe di sana.

Di tempat pembuatan tempe itu ada beberapa orang karyawan yang sedang bekerja. Beruntungnya, ada seorang bapak pekerja di sana yang baik bersedia menceritakan kepada kami proses pembuatan tempe dari awal sampai selesai.

Bapak itu bercerita bahwa tempe dibuat dari kacang kedelai yang mengalami proses fermentasi dengan bantuan bakteri/ragi. Proses pembuatan tempe dimulai dengan perendaman kedelai dan pengupasan kulit ari dengan alat pengupas. Setelah dikupas, kedelai direbus sampai mendidih, lalu airnya disaring. Setelah disaring, kedelai disiram lagi dengan air panas, lalu dibiarkan selama satu malam. Keesokan harinya, kedelai dicampur dengan ragi/bakteri pembuat tempe, lalu dimasukkan ke dalam kantong-kantong plastik dan disimpan pada suhu ruangan. Proses fermentasi kedelai menjadi tempe berlangsung selama satu hari, setelah itu tempe siap dikirim kepada konsumen maupun pedagang eceran.

Terbersit keinginan di hati bunda untuk mengajak anak-anak belajar membuat tempe sendiri. Meski demikian, bunda tidak memaksakan keinginan tersebut kepada Kasih. Nanti pada waktunya kami akan membuatnya, ketika semuanya sudah siap, baik bahan-bahan maupun keinginan belajar Kasih.

Wednesday, September 28, 2011

Mengunjungi Maha Vihara Maitreya

Setelah melihat-lihat lokasi penangkaran burung bangau, kami berpindah tempat menuju Maha Vihara Maitreya, yang terletak tidak jauh dari tempat burung-burung tadi bersarang. Vihara ini adalah tempat ibadah para penganut agama Budha. Disebut maha vihara, mungkin karena bangunannya sangat besar dan megah.

Di halaman vihara terdapat empat buah patung seperti naga/singa. Di dalam ruang pemujaan di lantai dasar, terdapat tiga patung Budha. Di sisi antara dua bangunan terdapat kolam dan patung Dewi Kuan Im (Guanyin). Di sisi kiri bangunan terdapat ruang pertemuan dan tempat bermain anak-anak. Kasih, Anugrah dan adik Kynthia bermain-main dengan gembira di tempat bermain tersebut, bersama dengan anak-anak lain.

Ketika kami berada di sana, sedang diadakan acara pemujaan kepada sang Budha. Orang-orang bersembahyang dengan khusuk, dan kami bisa melihatnya. Kelihatannya vihara itu juga merupakan salah satu lokasi pariwisata, karena tempatnya terbuka bagi siapa saja yang ingin masuk dan melihat-lihat di sana.

Burung Bangau

Saat liburan di Medan, kami melihat sekelompok burung yang terbang di langit rumah. Ternyata komunitas burung bangau itu membuat bersarang di dekat sebuah vihara di Medan. Kami pernah melewatinya pada malam hari, tapi sayang tidak begitu terlihat karena gelap. Jadi kami memutuskan untuk mengunjunginya sekali lagi.

Kami tiba di tempat pemeliharaan burung-burung bangau pada sore hari yang lain. Ketika kami tiba di sana, sudah banyak orang berkumpul di sekeliling danau kecil tempat burung-burung bangau itu beristirahat. Lokasi itu ternyata merupakan salah satu tempat yang banyak menarik perhatian umum, sehingga banyak dikunjungi orang-orang dari berbagai tempat. Pemandangan hari itu memang sangat luar biasa, ratusan burung bangau bertengger di ranting pohon-pohon yang ada di tengah danau kecil tersebut, dan yang lainnya terbang di sekeliling tempat itu untuk mencari tempat istirahat.

Sampai malam menjelang, kami masih di sana memperhatikan kegiatan burung-burung bangau tanpa merasa bosan. Para pedagang juga ikut meramaikan suasana dengan berbagai makanan dan minuman yang mereka jual. Ketika hari sudah semakin gelap, kami pun beranjak dari tempat itu.



Thursday, September 8, 2011

Tantangan 30 Hari dari Klub Oase (Sudah Selesai)

Tantangan Klub Oase untuk mendokumentasikan kegiatan anak-anak selama 30 hari sudah berakhir.

Mengapa saya tertarik mengikuti kegiatan ini? Karena menurut saya kegiatan ini menolong saya untuk membuat portofolio kegiatan homeschooling anak-anak kami, sekaligus belajar membuat scrapbook / kolase sederhana.

Beberapa momen yang berkesan ketika kami mengikuti kegiatan ini adalah:
- Ketika berusaha mencari kegiatan yang 'menantang' bagi anak-anak setiap hari
- Ketika melihat kemajuan dalam kemampuan/pengetahuan anak-anak yang sebelumnya tidak terlalu kami perhatikan (salah satunya ketika mengetahui Anugrah sudah bisa mengancingkan dan membuka kancing bajunya)
- Selain itu kami banyak mendapat inspirasi dari kegiatan teman-teman lain dan dari kolase foto2 mereka

Kami juga menghadapi hambatan ketika mengikuti kegiatan ini, antara lain ketika kegiatan-kegiatan anak-anak mungkin tidak terlalu bervariasi pada hari-hari tertentu (kegiatan yang dilakukan berulang-ulang) sehingga mengurangi motivasi untuk mendokumentasikan. Untuk itu kami berusaha mencari aktivitas yang lebih inovatif dan menantang anak-anak untuk melakukan sesuatu yang baru. Selain itu ada juga kesibukan lain yang membuat kegiatan mendokumentasikan tertunda sehingga harus di'rapel'.

Anugrah biasanya tidak terlalu peduli dan lebih spontan dalam melakukan sesuatu, sehingga banyak momen yang kami dokumentasikan adalah hasil kegiatan spontan dan kemajuan yang terlihat dari dirinya. Sementara Kasih tahu bahwa kegiatannya akan didokumentasikan dan di'tampil'kan di wall fb ibunya. Hal ini memotivasinya untuk mencari kegiatan yang menarik.

Manfaat bagi saya sendiri adalah, saya belajar membuat kolase / scrapbook dengan software-software gratis (terima kasih ya.. :)), dan teman/kontak saya di fb jadi bertambah ;). Selain itu, meskipun sehari-hari kami selalu melakukan kegiatan bersama, tetapi dengan adanya tantangan ini kami menjadi lebih kompak :D dan portofolio kegiatan anak-anak jadi lebih lengkap dibandingkan ketika tidak ada tantangan

Saya berusaha menyelesaikan tantangan ini karena saya berprinsip, jika saya berani menerima sebuah tantangan, berarti saya harus menyelesaikannya sampai akhir :). Walaupun ini sebuah tantangan yang cukup berat dan kadang-kadang saya juga merasa bosan, tapi saya berusaha melihatnya sebagai kegiatan 'bersenang-senang bersama keluarga' yang dilakukan secara wajar, yang didokumentasikan dan akan menjadi kenangan yang manis bagi semua orang.

Saya berterima kasih kepada pengurus klub Oase atas tantangan 30 hari ini, karena saya jadi belajar mendokumentasikan kegiatan-kegiatan anak-anak kami selama 30 hari. Tak lupa mohon maaf jika ada posting dan komentar saya yang kurang berkenan di hati teman-teman lain. Saya juga berterima kasih kepada teman-teman yang lain, dengan kegiatan-kegiatan mereka yang menginspirasi kami. Semuanya bagus!

Berikut sertifikat dari Klub Oase atas keberhasilan kami menyelesaikan tantangan 30 hari tersebut. Kereen...! Terima kasih :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...