Friday, July 3, 2009

Ketika Kasih terluka




Kami tidak pernah melarang anak-anak bermain di tempat terbuka dan mengeksplorasi alam, bahkan membiarkan mereka belajar hal-hal yang baru seperti memanjat dan berjalan di titian untuk belajar menjaga keseimbangan tubuh mereka.

Beberapa waktu yang lalu kami mengajak anak-anak bermain di taman sebuah sekolah. Kasih dan Anugrah senang sekali, karena mereka jarang bermain di lapangan rumput yang begitu luas. Mereka berlari ke sana kemari, memanjat pohon, dan berjalan di pinggir taman yang letaknya lebih tinggi dari lapangan. Ketika memanjat pohon, saya sempat khawatir anak-anak terjatuh. Tapi akhirnya saya hilangkan kekhawatiran itu, dan membiarkan mereka bermain di pohon yang rendah, agak jauh dari tempat kami piknik.

Tiba-tiba terdengar jeritan Kasih. Saya dan suami langsung menoleh ke arah suara itu. Ternyata Kasih terjatuh dari dahan pohon yang tingginya kurang lebih 1 meter dari tanah. Meskipun tanahnya agak berumput, tetap saja Kasih terluka mulai dari dagu sampai ke hidungnya. Gusi dan bibirnya berdarah, dan giginya sebagian goyang.

Selain mengobati lukanya, kami juga membawanya ke dokter gigi. Dokter gigi menyarankan agar gigi tersebut di-foto. Syukurlah, hasil foto tidak memperlihatkan adanya akar gigi yang rusak atau gigi yang patah.

Kejadian kali ini membuat saya agak shock juga, sehingga beberapa waktu ini agak protektif terhadap kegiatan anak-anak yang terlihat menimbulkan bahaya. Setidaknya saya perlu terus memperingatkan mereka agar lebih berhati-hati.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...